Prajurit TNI itu kerjanya harus siap 24 jam sehari, 7 hari sepekan, disesuaikan dengan bidang atau pembagian tugas masing-masing. Sejak seseorang mendaftar menjadi calon Prajurit TNI mereka sudah berjanji ingin mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia di jalur militer (TNI). Siap ditempatkan di mana saja. Jika jawabannya tidak seperti ini maka calon prajurit tersebut tidak akan diluluskan dalam tes. Oleh karena itu apa yang sudah kalian janjikan itu haruslah dipenuhi atau setidak-tidaknya berusaha untuk memenuhinya dengan kesungguhan hati. Tugas pokok TNI itu adalah seperti yang dirumuskan dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, sebagai berikut:
”Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara”.
Penjelasan-penjelasan
berikut ini adalah yang perlu diketahui supaya melek bahwa Prajurit TNI itu
kerjanya luar biasa disertai tuntutan tugasnya yang beragam, semua harus paham.
Apapun bidang kalian maka
seyogyanya diarahkan dalam rangka mendukung terciptanya keberhasilan tugas
pokok TNI. Dan sesungguhnya kehidupan militer di Indonesia itu dibedakan dari
kehidupan masyarakat pada umumnya dikarenakan militer memiliki perikehidupan
yang khusus, tersendiri, untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dalam rangka penyelenggaraan
pertahanan dan keamanan negara yang mana dalam penyiapan personelnya diperlukan
pendidikan dan pembinaan khusus, pembinaan personel militer, Prajurit TNI. Hal
ini juga dibuktikan dengan adanya mekanisme penyelesaian perkara pelanggaran
yang dilakukan oleh seorang militer (Prajurit TNI) yang mana di lingkungan TNI memiliki
mekanisme penyelesaian yang khusus mulai dari penyelesaian di lingkup satuan
(oleh Ankum) hingga peradilan militer (oleh aparat penegak hukum yang
berlaku).
Memiliki perikehidupan yang
khusus tadi bukan semata-mata karena seragamnya yang khusus, ditentukan, dan
berbeda dari masyarakat pada umumnya. Atau kemudian bergaya petantang petenteng
kesana kemari dan tidak ada isinya, tidak menginsyafi tugasnya. Berada dalam
perikehidupan militer berarti bukan sekedar memiliki seragam yang khusus,
melainkan juga haruslah memiliki kejiwaan yang khusus.
Jika tidak memiliki jiwa yang khusus maka hakekat
militernya hilang. Kejiwaan inilah yang biasa kita sebut mental kejuangan prajurit.
Dilandasi pemikiran yang telah
dijelaskan di muka nampaklah bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara
memerlukan pengorbanan yang besar dan memerlukan konsentrasi serta kepedulian
yang sangat tinggi sehingga kepentingan bangsa dan negara lebih diutamakan
daripada kepentingan pribadi dan golongan. Bagaimana militer bisa berbakti
kepada bangsa dan negara jika prajuritnya hanya memikirkan dirinya sendiri,
kenikmatannya sendiri, dan bersikap tidak peduli dengan kepentingan Kesatuan?
Pengabdian kepada bangsa dan negara membutuhkan
kerja keras, kerja ekstra, dan pengorbanan yang lebih dari sekedar melaksanakan
tugas-tugas pekerjaan.
BERIKUT INI ADALAH IMPLEMENTASI DALAM
PEKERJAAN ANGGOTA MILITER SEHARI-HARI
1.
Berusahalah untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.
Ketika mendapatkan tugas untuk mengerjakan sesuatu
kegiatan ataupun produk, maka kerjakan segera jangan menunggu nanti nanti dan
nanti sehingga terlena. Pekerjaan lain menanti untuk kalian kerjakan dan
memiliki batas waktunya, sementara waktu bekerja yang hanya dapat dinilai
efisien adalah antara 4 hingga 6 jam dalam sehari.
Jika suatu pekerjaan itu dalam hal pembuatan
produk maka perhitungkan dengan benar berapa waktu yang dibutuhkan oleh
konseptor dalam pembuatan suatu produk, berapa orang dan berapa waktu yang
dibutuhkan oleh korektor, dan berapa waktu yang akan diambil oleh pemutus
(kepala kantor) untuk memeriksa, mengoreksi, ataupun menyetujui konsep produk.
2.
Berusahalah untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum
batas waktu yang telah ditentukan.
Dalam hal penyelesaian
pekerjaan khususnya pembuatan suatu produk dokumen, perhatikan saat kapan
produk tersebut sudah diterima oleh pihak yang membutuhkan dan/atau pihak yang
tertuju. Dicek kembali peredaran konsep surat/dokumen jangan sampai terjadi
masalah sedemikian rupa sehingga konsep tersebut tertahan di satu tempat. Pada
keadaan khusus, abaikan kegiatan rutinitas karena untuk memprioritaskan
pekerjaan yang harus secepatnya diselesaikan. Misalnya, biasanya pada hari-hari
tertentu dilaksanakan olah raga pagi atau kegiatan lainnya yang bersifat
rutinitas, maka pekerjaan khusus itu didahulukan dengan menunda kegiatan rutin
tadi yang masih bisa dikerjakan di lain waktu.
3.
Berusahalah untuk tidak mengeluh jika diberi tugas
diluar waktu hari kerja (Sabtu, Minggu, dan hari libur tertentu).
Kesiapsiagaan seorang Prajurit
TNI adalah 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan, disesuaikan dengan bidang
atau pembagian tugas masing-masing. Tugas-tugas itu dapat sewaktu-waktu, kapan
saja disampaikan kepada kalian, atau melalui Atasan. Kalian tidak mungkin
mendikte atau meminta Atasan ataupun Komando Atas untuk menunda penugasan atau memintanya
untuk memberikan penugasan nanti saja pada hari kerja, karena sesuatu terkadang
perlu disiapkan lebih awal, meskipun itu pada saat yang tidak menyenangkan bagi
kalian. Jika perlu istirahat maka beristirahatlah namun tetap memperhatikan
tugas dan tanggung jawabnya.
Jalani dengan ikhlas dan jangan banyak menuntut
kepada Kesatuan (melalui pimpinannya).
Pada kesempatan lain kalian sudah cukup diberikan
kebijaksanaan oleh Atasan pada saat kalian mengajukan izin maupun cuti atau tidak
masuk kerja pada saat menderita sakit satu hari bahkan mungkin berhari-hari
namun gaji atau penghasilan kalian belum tentu dipotong. Oleh karena itu
janganlah berhitung-hitung dalam melaksanakan tugas pekerjaan dari Atasan.
4. Berusahalah untuk bertanggung jawab terhadap
pekerjaan-pekerjaan Bawahannya.
Selain mengenai tugas dan
tanggung jawabnya sendiri, tugas dan tanggung jawab pekerjaan militer yang
menjadi bawahannya juga harus dicek, diawasi, dan dikendalikan dengan baik.
Oleh karena itu seyogyanya kepala urusan, kepala seksi,
kepala bagian, kepala staf, koordinator staf, atau apapun namanya yang bertugas
mengkoordinir pekerjaan Bawahan menjadi pribadi yang mengetahui, mengerti, dan
memahami banyak hal, agar kalian dapat mengawasi dan mengendalikan
pekerjaan-pekerjaan bawahan dengan teliti dan tuntas.
Dengan demikian diharapkan konsep-konsep pekerjaan
Kesatuan diajukan kepada pimpinan sudah dalam keadaan matang, tinggal sedikit
polesan (jika ada), tinggal keputusannya ”ya” atau ”tidak”, tinggal
ditandatangani.
5. Berusahalah untuk tidak menyusahkan
pimpinan/komandannya.
Seorang Komandan Kesatuan
Militer memiliki tugas dan tanggung jawab bahkan wewenang dalam menjalankan
jabatannya. Ia menjadi figur dan mengatasnamakan Kesatuan Militer (Satuan).
Sehingga jika buruk kinerjanya maka Satuan tersebut juga akan dianggap buruk,
tetapi jika kinerjanya baik maka Satuan tersebut akan dianggap baik.
Perlu diingat bahwa baik dan buruknya, serta
keberhasilan dan kegagalan suatu Satuan tidak bisa disamaratakan.
Keburukan dan kegagalan suatu Satuan mungkin
karena salah seorang anggota melakukan kesalahan, namun keberhasilan dan
kebaikan suatu Satuan bukanlah karena usaha satu orang melainkan semua orang
anggotanya.
Oleh karenanya jangan ada seorangpun yang
melakukan kelalaian dan kesalahan.
Berbuat baiklah semuanya, bekerja keraslah seluruh
anggota dari Satuan itu.
6. Berusahalah untuk mengisi waktu selama di tempat
kerja dengan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Prajurit TNI atau biasa juga
disebut ”Bapak Tentara” diberi gaji oleh negara dari uang rakyat. Manfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya, jangan berleha-leha, bekerja keraslah, dan berbuat
baiklah agar harta dan waktumu membawa berkah bagi masyarakat dan juga keluarga.
Karena sesungguhnya ……………..
TENTARA NASIONAL INDONESIA MEMBUTUHKAN ORANG-ORANG YANG BIASA tetapi yang BERUSAHA MENJADI PRAJURIT YANG LUAR BIASA 💪
No comments:
Post a Comment