Translate

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH
Referensi Hukum dan Filsafat

Tuesday, February 14, 2023

INI JUGA SEBABNYA KENAPA BAWAHAN BOLEH MEMPELAJARI DAN MENGAJUKAN SARAN NAMUN TIDAK BOLEH MENILAI ATAU MENGOREKSI ATASAN

     Sebelum kita membahas tentang hal berikut ini, sebaiknya senantiasa berdoa terlebih dahulu agar kita mendapatkan hidayah kebaikan (atau setelah ingat langsung berdoa), karena bisa saja sebelum mendapatkan kebaikan terdapat halangan dan gangguan seperti malas untuk membuka, tidak mau membacanya, atau bisa juga iri, dengki, dan lain-lain. Semoga kita senantiasa tergolong orang-orang yang mudah memdapatkan hidayah kebaikan aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

 

Di dalam kehidupan militer sangat kental dengan istilah jalur komando atau hierarki. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kecepatan dan ketepatan pelaksanaan tugas-tugas yang diperintahkan oleh Satuan yang lebih atas hingga TNI bahkan Presiden. Pengalaman bertugas dan kebijakan berpikir yang komprehensif menentukan keberhasilan tugas Satuan. Ini juga sebabnya kenapa Bawahan boleh mempelajari dan mengajukan saran namun tidak boleh menilai atau mengoreksi Atasan yang menjadi komandan/pimpinannya.

 

Coba kita perhatikan baik-baik! Istilah menilai atau mengoreksi Atasan itu maksudnya adalah menilai dengan pemikirannya sendiri semaunya dan tidak melaksanakan perintah seorang Atasan yang menjadi komandan/pimpinannya. Di dalam hubungan komandan dan staf telah diatur mekanisme atau prosedur yang khusus bagaimana seorang komandan menyampaikan petunjuk dan perencanaan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh para staf sebagai Bawahannya. Setiap militer terutama sebagai Prajurit TNI harus memahami atau setidak-tidaknya mengerti tentang hal ini, mulai dari pangkat Tamtama hingga Jenderal, setidak-tidaknya mengenai hal-hal yang menjadi aturan pokok di militer. Sebut saja sebagai hubungan antara Bawahan dan Atasannya dalam hal kedinasan.

 

Adapun tingkatan mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan hubungan Bawahan dan Atasan yang menjadi komandan/pimpinannya tersebut adalah sebagai berikut:

 

1.      Tamtama                  : mengetahui dan dapat terbatas; mungkin tidak melaksanakan secara langsung tetapi setidaknya bisa melaksanakan jika sewaktu-waktu dituntut oleh Atasannya untuk itu.

 

2.      Bintara                      : mengerti dan dapat; sekali-kali pernah melaksanakan secara langsung terutama dalam kaitannya sebagai pimpinan dalam suatu kelompok kecil (tim atau regu).

 

3.   Perwira Pertama     : memahami dan mampu; dapat melaksanakan secara efektif  dan dapat memberikan contoh kepada perwira yang lainnya sebagai bagian dari staf pimpinan terutama pada Satuan kerja terkecil setingkat batalyon ke bawah.

 

4.  Perwira Menengah : menguasai dan mahir; mampu melaksanakan secara efektif  dan mampu mengatur dan mengajari perwira di bawahnya.

 

5.      Jenderal                    : menjadi pusat kontrol dan penentu akhir sesuai jabatan dan tingkatannya atas penerapan penguasaan dan kemahiran para Bawahan atau Satuan Bawahnya.

 

 

Ilustrasi di atas dapat kita jadikan juga sebagai tolok ukur dan pedoman kenapa seorang Bawahan tidak boleh menilai dengan pemikirannya sendiri semaunya dan tidak melaksanakan perintah seorang Atasan yang menjadi komandan/pimpinannya.

 

Hal-hal berikut ini mungkin akan lebih memperjelas:

 

1.      Seorang Bawahan tidak pernah berada pada posisi Atasan atau komandannya, demikian seterusnya;

 

2.  Seorang Atasan pernah melalui keadaan-keadaan sebagai Bawahan dari seorang Atasan, demikian seterusnya;

 

3.  Pengalaman seorang Atasan sebagai komandannya akan cenderung lebih banyak dibandingkan Bawahannya;

 

4.  Seorang Bawahan tidak berkapasitas untuk menilai dan mengoreksi Atasan sebagai komandannya;

 

5.     Kebijakan seorang Atasan sebagai komandannya akan cenerung lebih luas dalam mempertimbangkan suatu keadaan;

 

6.   Sepanjang terdapat unsur pengecualian terhadap ketentuan hukum maka kebijakan dan keputusan Atasan sebagai komandannya lebih diutamakan (prioritas pertama). Mengenai hal ini dibahas dalam uraian Diskresi berhubungandengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab jabatan.

 

 

Berdasarkan uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa agar setiap Bawahan tidak menilai dengan pemikirannya sendiri semaunya dan tidak melaksanakan perintah seorang Atasan yang menjadi komandannya maka setiap sikap dan perilaku Bawahan perlu dilandasi dengan Disiplin serta Kesetiaan/Loyalitas/Kepatuhan dalam rangka menjaga kehormatan sebagai seorang militer guna mendukung dan memperlancar tugas-tugas Satuan.

 

Oleh karena itu sebagai Bawahan:

 

Jangan menyibukkan diri dengan menilai dan mengoreksi Atasan yang menjadi komandan/pimpinannya.

Jangan menyibukkan diri dengan keburukan demi keburukan.

Sibukkan diri sendiri dengan belajar, belajar, dan belajar, demi keberhasilan tugas, tugas, dan tugas!

 

SELAMAT BERUSAHA, ANDA PASTI BISA!!!

No comments:

HATI-HATI MEMINJAMKAN TANAH DAN RUMAH HARUS BERSIAP KARENA BISA SAJA ORANG YANG DITOLONG BERKHIANAT TIDAK MAU PERGI MENINGGALKAN TANAH DAN RUMAH TERSEBUT

Ysh. Sahabat Diskusihidup yang berhati mulia ,   Mungkin Sahabat berhati mulia meminjamkan tanah dan rumah untuk ditempati oleh orang la...