Translate

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD APLIKASI AMPUH
Referensi Hukum dan Filsafat

Thursday, September 30, 2021

BAGAIMANA MERUMUSKAN MAKSUD DAN TUJUAN DENGAN BAIK AGAR PENYELENGGARA LATIHAN TIDAK MENIMBULKAN KERANCUAN DAN INKONSISTENSI DALAM BERBAGAI PRODUK LATIHAN MILITER

        Militer itu kegiatan sehari-harinya tidak lepas dari kegiatan latihan, karena bagi militer, kesejahteraan yang paling hakiki adalah latihan. Mengapa demikian? Karena militer itu sejatinya disiapkan untuk bertempur, dan salah satu jalan agar bisa mencapai kemenangan dalam pertempuran itu adalah dengan cara melatihkan prajuritnya agar mampu bertempur dengan baik di medan tugas. Jika militer sudah melaksanakan latihan dengan baik, diharapkan dapat mengurangi jumlah korban atau resiko kematian dalam pertempuran atau bahkan dapat menghindari kegagalan tugas. Jadi, kesejahteraan yang paling tinggi nilainya adalah berkaitan langsung dengan nyawa, kehidupan, bukan harta benda. Oleh karena itu, setiap latihan militer harus direncanakan, disiapkan, dan dilaksanakan dengan baik dengan cara menyiapkan penyelenggaraan latihan tersebut dengan matang. Dua bagian yang sangat penting dalam penyelenggaraan latihan militer adalah dengan merumuskan maksud dan tujuan.


        Bagi sebagian orang, maksud dan tujuan akan terkesan sama saja. Namun sebenarnya kedua hal itu sangatlah berbeda. Keduanya memiliki sektor atau cakupannya masing-masing. Bagian MAKSUD berada pada sektor awal, sedangkan bagian TUJUAN berada pada sektor akhir. Kelalaian dalam memilah-milah bagian-bagian tersebut akan dapat menimbulkan kerancuan dan inkonsistensi dalam merumuskan produk latihan militer, yang dapat berdampak pada penyelenggaraan latihan militer menjadi tidak jelas arahnya. Bagaimana merumuskan maksud dan tujuan dengan baik agar penyelenggara latihan tidak menimbulkan kerancuan dan inkonsistensi dalam berbagai produk latihan militer?
        

    Bagian MAKSUD berisikan keinginan yang bersifat subyektif. Ini berarti apa yang dirumuskan dalam bagian ini haruslah merupakan keinginan dari pembuat produk maupun penyelenggara latihan. Jika kita berbicara tentang maksud dibuatnya produk tersebut, berarti kita harus lebih fokus pada niat dari si pelaku pembuat produk. Misalnya: penyelenggara latihan membuat suatu produk latihan adalah untuk memberikan gambaran kepada para pembaca atau peserta latihan tentang bagaimana latihan tersebut akan dilaksanakan. Atau memang penyelenggara latihan ingin memberikan laporan awal kepada komando atas (jika itu berupa produk perencanaan latihan) atau menyampaikan laporan akhir pelaksanaan latihan kepada komando atas (jika itu merupakan produk laporan).
        

        Bagian TUJUAN berisikan keinginan yang bersifat obyektif. Ini berarti bahwa apa yang dirumuskan dalam bagian ini haruslah merupakan suatu keadaan yang seharusnya dapat dicapai oleh para peserta latihan sesuai harapan dari penyelenggara latihan. Terkadang pada bagian tujuan dapat berisi satu atau dua hal. Jika tujuan yang ingin dicapai terdiri dari beberapa hal, biasanya akan dirumuskan atau diuraikan dalam bentuk penentuan sasaran-sasaran.

Contoh sebagai perumpamaan:

1.    Maksud.
Memberikan gambaran tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan lari.

2.    Tujuan.
Agar Prajurit TNI mampu berlari sesuai standar yang ditentukan menurut kategori usia.

3.    Sasaran.

a.    tercipta kemampuan berlari dengan jarak 2.000 meter dalam waktu 12 menit untuk usia 45-50 tahun;


b.    tercipta kemampuan berlari dengan jarak 2.500 meter dalam waktu 12 menit untuk usia 35-45 tahun;


c.    tercipta kemampuan berlari dengan jarak 3.000 meter dalam waktu 12 menit untuk 18-35 tahun;


d.    dan sebagainya.


      Terkadang suatu produk latihan tidak merumuskan sasaran-sasaran dikarenakan tujuan yang ingin dicapai tidak bisa diuraikan secara terperinci sehingga tetap dibiarkan tetap dalam bentuk rumusan yang masih umum.

Contoh tujuan:
Latihan menembak ini ditujukan agar prajurit memiliki tingkat penguasaan keterampilan pada tingkat "dapat".
        

        Kekeliruan yang biasanya dilakukan adalah merumuskan bagian maksud dengan kata-kata "untuk dijadikan pedoman bagi ......". Sehingga nantinya akan rancu dengan pernyataan atau rumusan pada bagian tujuan, sementara tujuan dibuatnya produk itu adalah "agar dapat dijadikan pedoman bagi ......". Oleh sebab itu perlu ditentukan dulu mengenai bagian maksud dan tujuan tersebut, apakah sebenarnya sebagai "maksud dan tujuan" pembuatan produk itu sendiri atau "maksud dan tujuan" diselenggarakannya kegiatan.

Bagaimana cara menentukan tentang hal demikian?
        

        Jika maksud dan tujuan itu adalah mengenai pembuatan produk ketentuan, petunjuk teknis, atau tata cara tentang sesuatu, maka hal itu berarti maksud dan tujuan pembuatan produk itu sendiri. Namun jika maksud dan tujuan itu mengenai pembuatan produk penyelenggaraan latihan, maka hal itu bisa berarti maksud dan tujuan pembuatan produk itu sendiri atau juga maksud dan tujuan dari latihan yang akan diselenggarakan itu.
        

    Jika sudah dapat dirumuskan maksud dan tujuan dari latihan tersebut dengan jelas, maka diharapkan pelaksanaannya juga akan terarah dan berhasil baik bagi peserta latihan.
Kenapa pembuatan produk latihan militer harus dibuat sebaik mungkin?
Produk latihan militer harus dibuat sebaik mungkin karena pada dasarnya penyelenggaraan latihan tidak semata-mata melatihkan para peserta latihan, namun juga melatihkan para penyelenggara latihan itu sendiri.

No comments:

HATI-HATI MEMINJAMKAN TANAH DAN RUMAH HARUS BERSIAP KARENA BISA SAJA ORANG YANG DITOLONG BERKHIANAT TIDAK MAU PERGI MENINGGALKAN TANAH DAN RUMAH TERSEBUT

Ysh. Sahabat Diskusihidup yang berhati mulia ,   Mungkin Sahabat berhati mulia meminjamkan tanah dan rumah untuk ditempati oleh orang la...