Di dalam kehidupan militer yang sekarang ini membudaya terdapat beberapa hal yang perlu disesuaikan. Salah satu diantaranya adalah tentang kebiasaan mengucapkan ”Siap salah Komandan”. Sekilas mungkin perkataan ini dianggap benar, namun penulis telah melakukan penelitian terbatas, hal perkataan yang satu ini sering diucapkan ternyata salah dan menjadi salah satu penyebab seorang Prajurit Bawahan sulit memperbaiki diri menjadi lebih baik bahkan Atasannya pun belum tentu menyadari hal ini.
Ketika
seorang Prajurit Bawahan melakukan kesalahan dan di hadapan Atasannya ia
merespon dengan ucapan: ”Siap salah Komandan”, memiliki 2 (dua) penafsiran dan
kemungkinan.
1. Pertama. Perkataan itu maksudnya bahwa
ia menyatakan bahwa dirinya salah. Kekeliruan dalam pengucapan hanya pada
masalah penekanan atau intonasi (dalam hal penggunaan bahasa lisan) dan
penggunaan tanda baca (seperti tanda titik, tanda koma, dan lain-lain dalam hal
penggunaan bahasa tulisan). Namun tetap saja dapat menimbulkan salah penafsiran
jika digunakan tidak tepat sasaran;
2.
Kedua. Perkataan itu memang
dilontarkan untuk mengelabui Atasannya, seolah-olah menyalahkan diri sendiri
karena sudah sadar bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan, namun sebenarnya ia
belum menyadari kesalahan dan masih menganggap apa yang telah dilakukannya adalah
kebenaran, sehingga yang bersangkutan menggunakan kalimat tersebut yang memang
tidak semua Atasan menyadari ada unsur pengelabuan pada bentuk kalimat seperti
ini. Mengenai hal ini sudah berdasarkan penelitian terbatas dari penulis. Ada orang
tertentu yang sengaja memanfaatkan model perkataan seperti ini dikarenakan
termasuk golongan orang-orang yang ”Keras Kepala” atau ”Kepala Batu”. Silakan Sahabat
buktikan sendiri, lihatlah raut muka Bawahan Sahabat dengan seksama, mungkin Sahabat
akan melihat kebenaran yang sejati, mana yang tulus dalam pengucapan dan mana
yang tidak insyaf.
Berbicara lebih lanjut tentang
bagian pertama di atas, apapun maksudnya yang jelas perkataan ”Siap salah
Komandan” adalah tidak benar, tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Perkataan itu pula secara psikologis tidak membina bagi hati
dan pikiran si pengucapnya. Membiasakan diri dengan bentuk perkataan seperti
itu justru secara tidak disadari dapat membentuk sikap yang negatif, yaitu
malas untuk mengakui kesalahan, akan cenderung sering melakukan kesalahan, dan
tentunya tidak akan pernah menjadi pribadi yang lebih baik.
Lalu perkataan seperti apa yang lebih baik?
Perkataan yang benar menurut
kaidah bahasa Indonesia, kita lebih baik menggunakan perkataan: ”Siap, saya
yang salah”, ”Siap Komandan, mohon maaf hal ini adalah kesalahan saya”, atau ”Siap,
kesalahan saya, izin memperbaiki” atau perkataan lainnya yang seperti ini. Yang
jelas, penekanannya ada pada ”saya yang salah” bukan pada ”salah komandan”.
Apabila Sahabat sebagai seorang Prajurit Atasan,
terimalah saran dan pengingat dari Bawahanmu jika itu adalah suatu kebenaran agar
dapat menjadi kebaikan bagimu dan Kesatuanmu.
Apabila Sahabat sebagai seorang Prajurit Bawahan,
akuilah kesalahanmu ketika Anda ditegur dan diarahkan oleh Atasan, supaya Sahabat menjadi
prajurit yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment