Kehidupan Prajurit TNI dikenal dengan disiplinnya yang tinggi. Disiplin ini digerakkan oleh rasa kepatuhan terhadap A2 yaitu Atasan dan aturan. Kedua hal tersebut bekerja secara bersinergi membentuk tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Prajurit TNI haruslah belajar dan terus berlatih untuk berdisiplin dan meningkatkan disiplin. Disiplin yang baik terhadap diri sendiri akan melahirkan kecerdasan dan keterampilan, menjadi Prajurit TNI yang profesional. Disiplin yang baik terhadap Atasan akan membentuk loyalitas, menjadi Prajurit TNI yang memiliki kehormatan. Prajurit TNI yang loyal masih lebih baik dibandingkan yang pintar tetapi semaunya bahkan cenderung suka membantah ataupun mengabaikan perintah Atasan.
Kenapa Bawahan/junior meremehkan Atasan?
Kepintaran atau kepandaian
terkadang bisa bertolak belakang dengan loyalitas. Seorang Prajurit TNI yang
terlalu pandai akan cenderung menjadi tidak loyal, jika diracuni dengan
perasaan sombong dan sikap merendahkan orang lain. Sehingga jika ia memiliki
Atasan/pimpinan yang tidak lebih cerdas daripada dirinya maka ia akan cenderung
meremehkan kebijakannya. Ia mungkin merasa pandai karena ia sudah berpikir menjadi
lebih baik dan meremehkan orang lain, memandang Atasannya tidak lebih baik
daripada dirinya. Hal yang lebih parah adalah bahwa ia merasa dirinya
lebih pandai padahal sesungguhnya tidak. Ia pikir bahwa dirinya pandai.
Ini terjadi karena sifat egois dan memiliki sifat dasar tidak mau diatur.
Prajurit TNI yang seperti ini mungkin sebetulnya tidak lulus pada saat seleksi
menjadi anggota militer.
Atasan/pimpinan itu bukan
hanya sekedar komandan melainkan juga bagaikan ayah, guru, kakak, dan rekan
seperjuangan. Jika seorang anggota militer bawahan bersikap mengabaikan dan
tidak loyal terhadap Atasan/pimpinannya maka sesungguhnya orang tersebut tidak
disiplin dan tidak memiliki kehormatan. Ia akan dilihat oleh para bawahannya.
Bagaimana cara ia mengajarkan dan memberikan tauladan yang baik kepada para
prajurit bawahannya jika ia sendiri tidak menghargai Atasan/pimpinannya?
Jika
kecerdasaran tidak disertai dengan disiplin dan loyalitas maka itu akan
cenderung menghambat tugas pokok. Sementara tugas pokok adalah lebih diutamakan
sebagai sesuatu yang biasa kita sebut ”kepentingan militer”.
Militer dibangun bukan karena
kecerdasannya melainkan karena disiplin dan loyalitasnya, itulah yang bisa
membuatnya menjadi besar dan solid.